Tuesday, July 4, 2017

Pendidikan Anak Nelayan

   Coretan Pendidik Anak Nelayan


    Salah satu indikator penting dalam mengukur kualitas hidup manusia adalah pendidikan. Seperti pepatah lama yang selalu saja orang tua kita perdengarkan setiap saat bahwa "Pendidikan adalah jalan mengubah hidup menjadi lebih baik". Sebagaimana anak negeri ini, anak nelayan merupakan salah satu obyek pendidikan, dengan tujuan untuk menjadikan hidup mereka lebih baik dan menghilangkan stigma ketertinggalan dan kemiskinan. Beberapa penelitian ilmiah memaparkan bahwa ada faktor-faktor yang menyebabkan ketertinggalan dan kemiskinan tersebut. Fathonah (2008), Putri, Amanah, Muflikhati, & Istiqlalyah (2009) menjelaskan bahwa faktor yang paling mempengaruhi adalah jumlah pendapatan keluarga dan besarnya keluarga. 

    Dengan semakin banyaknya porsi keuangan negara kepada pendidikan ( 20% dari APBN,(kemenkeu)) memicu pelayanan pendidikan menjadi jauh lebih baik dan murah bahkan tanpa biaya. Apresiasi masyarakat terhadap pelayanan pendidikan meningkat terlihat dari peningkatan apresiasi orang tua untuk menyekolahkan anak dan anak untuk bersekolah. Hal ini juga dimanfaatkan oleh anak nelayan untuk kembali mengeyam pendidikan yang sebelumnya terbentur biaya. Namun, muncul fenomena yang lain, yang saya tangkap terhadap pendidikan anak nelayan ini. "Tidak mau melaut lagi" beberapa anak yang ditanyai setelah mengeyam pendidikan menengah atas maupun pendidikan tinggi. Mereka cenderung mengharapkan pekerjaan di belakang meja sehingga regenerasi nelayan semakin berkurang. 
    Sekolah berbasis perikanan menjamur dimana-mana namun belum memperlihatkan hasil yang maksimal dalam meningkatkan volume jumlah nelayan. Pendidikan berbasis perikanan seharusnya mencontohkan keberhasilan dalam pengelolaan dan manajemen perikanan sehingga basis teaching factory perlu diterapkan. Pembelajaran yang bukan hanya sekedar teori tetapi juga menunjukkan keberhasilan dalam industri perikanan akan memotivasi anak untuk terjun dalam industri ini bukan sekedar menjadi pekerja belakang meja yang menurut mereka adalah posisi aman untuk menghidupi atau setidaknya kembali menjadi nelayan cerdas dengan skill perikanan dan manajemen yang mumpuni.
    Dengan memberikan contoh keberhasilan atau setidaknya sektor ini dapat menghidupi layak dan berkehormatan akan menumbuhkan benih nelayan sehingga kuota (meminjam istilah komunikasi) nelayan terpenuhi. Setidaknya inilah harapan yang kita inginkan bersama.  oleh Ikhwan Wahidin
Location: Aceh, Indonesia

0 comments:

Post a Comment